Kanker kolon dan rectum
Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan. Panjang sistem pencernaan manusia 6 kali tinggi badannya atau 10 meter, sangat panjang dan berliku-liku. Usus besar terdiri dari kolon dan rektum. Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus, Setelah kolon, barulah rektum yang merupakan saluran diatas dubur. Bagian kolon yang berhubungan dengan usus halus disebut caecum, sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan rektum disebut kolon sigmoid.Umumnya Buang air besar (BAB) 1 x sehari, bahkan banyak orang BAB 2 hari atau 3 hari sekali, sehingga banyak sisa makanan yang tersisa dalam usus, menumpuk hari ke hari, bulan ke bulan tidak terbuang. Sisa makanan tersebut mengeras dan menempel pada dinding usus yang telah berubah menjadi toksin/racun. Keadaan ini akan menjadi pemicu seseorang menderita berbagi penyakit diantaranya tumor dan kanker.
Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa mengenai organ apa saja di tubuh manusia. Bila menyerang di kolon, maka disebut kanker kolon, bila mengenai di rektum, maka disebut kanker rektum. Bila mengenai kolon maupun rektum maka disebut kanker kolorektal. Kanker usus besar (kanker kolon) lebih sering terjadi pada wanita, kanker rektum lebih sering ditemukan pada pria.
Sekitar 5% penderita kanker kolon atau kanker rektum memiliki lebih dari satu kanker kolorektum pada saat yang bersamaan.
Kanker kolon sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat tumbuh dengan relatif cepat, dapat merusak ke jaringan disekitarnya serta dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya tumbuh, seperti ke lever, paru-paru, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.
Saat ini, kasus kanker usus besar semakin meningkat dan diduga akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang. Hal tersebut berhubungan dengan pola makan modern yang tidak sehat seperti makanan siap saji yang mengandung lemak tinggi. Di Indonesia, kanker usus besar atau kolorektal termasuk dalam sepuluh besar jenis kanker yang banyak dideritan yaitu pada urutan ke-6 terbesar. Umumnya penderita kanker ini berusia di atas 40 tahun, namun saat ini di Indonesia penderita kanker usus besar banyak diderita oleh usia muda di bawah 40 tahuan. Hal ini dipicu oleh perubahan gaya hidup yang tidak sehat dan lingkungan.
PENYEBAB DAN FAKTOR RESIKO
• Seperti penyakit kanker lainnya, kanker usus disebabkan oleh faktor keturunan. Seseorang dengan riwayat keluarga menderita kanker kolon, memiliki resiko tinggi mengidap kanker.
• Faktor lingkungan berupa polusi udara, air dan tanah.
• Riwayat poliposis keturunan atau penyakit yang serupa juga meningkatkan resiko kanker kolon.
• Radang usus besar, berupa colitis ulceratif atau penyakit Crohn yang menyebabkan inflamasi atau peradangan pada usus untuk jangka waktu lama, akan meningkatkan resiko terserang kanker kolorektal.
• Sering makan makanan tinggi lemak (khususnya lemak hewan) dan rendah kalsium, folat dan rendah serat, jarang makan sayuran dan buah-buahan,
• Mengkonsumsi makanan mengandung bahan bahan pengawet, pewarna, MSG dan pemanis buatan.
• Jarang berolah raga dan stress karena tekanan hidup.
• Sering minum minuman beralkohol.
• Merokok,
GEJALA
• Sering sakit perut.
• Adanya darah pada fases saat buang air besar
• Fases selalu berwarna gelap karena bersampur darah.
• Berat badan turun.
• Cepat letih / lelah
• Anemia, pucat.
• Kembung
Usus besar sebelah kanan (kolon asendens) memiliki diameter yang besar dan dinding yang tipis. Karena isinya berupa cairan, kolon asendens tidak akan tersumbat sampai terjadinya stadium akhir kanker. Tumor pada kolon asendens bisa begitu membesar sehingga dapat dirasakan melalui dinding perut.
Usus besar sebelah kiri (kolon desendens) memiliki diameter yang lebih kecil dan dinding yang lebih tebal dan tinjanya agak padat.
Kanker cenderung mengelilingi bagian kolon ini, menyebabkan sembelit dan buang air besar yang sering, secara bergantian. Karena kolon desendens lebih sempit dan dindingnya lebih tebal, penyumbatan terjadi lebih awal.
DIAGNOSA
• Pemeriksaan tinja
• Pemeriksaan darah lengkap
• Pengukuran 2 antigen lainnya, yaitu CA19-9 dan CA 125
• Pemeriksaan melalui Colonoscopy. Yaitu memasukkan alat dari lubang dubur untuk melihat usus besar dan usus kecil.
• Biopsi. Yaitu jika ada jaringan yang mencurigakan di dinding usus dapat diambil untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium.
• Double-contrast barium enema, adalah pemeriksaan radiologi dengan sinar rontgen (sinar X ) pada kolon dan rectum.
PENGOBATAN
• Pada kebanyakan kasus kanker kolon, bagian usus yang ganas diangkat dengan pembedahan dan bagian yang tersisa disambungkan lagi.
• Untuk kanker rektum, jenis operasinya tergantung pada seberapa jauh jarak kanker ini dari anus dan seberapa dalam dia tumbuh ke dalam dinding rektum.
Pengangkatan seluruh rektum dan anus mengharuskan penderita menjalani kolostomi menetap (pembuatan hubungan antara dinding perut dengan kolon). Dengan kolostomi, isi usus besar dikosongkan melalui lubang di dinding perut ke dalam suatu kantung, yang disebut kantung kolostomi.
• Terapi penyinaran / Radioterapi
• Kemoterapi. Ada 2 cara proses kemoterapi yaitu dengan obat/tablet yang diminum dan melalui infus yang ditembakkan langsung kedalam darah.
PENCEGAHAN
• Kurangi atau bahkan hindari makanan berlemak tinggi, terutama daging merah, santan, minyak dll.
• Gantikan kebutuhan protein dengan protein nabati seperti kacang kacangan, kedelai dll
• Perbanyak makanan berserat, buah dan sayuran organik. Hindari gorengan.
• Hindari makanan yang diawetkan. Makan makanan yang fres.
• Berolah raga yang cukup
• Jangan minum beralkohol
• Tidak merokok
Download Article in PDF file
.
0 comments:
Post a Comment